Nvidia Digugat YouTuber: Kasus Kontroversial Kosmos AI
Pada awal tahun 2024, Nvidia kembali mencuri perhatian dengan kabar yang cukup mengejutkan. Mereka digugat oleh YouTuber terkenal, David Milete, dalam sebuah kasus class action. David mengklaim bahwa Nvidia telah mendapatkan keuntungan besar dari video yang dia buat, serta video lainnya yang diunggah oleh para pembuat konten. Kasus ini muncul setelah 404 Media membocorkan informasi yang menyebutkan bahwa Nvidia mengunduh sekitar 100.000 video dari YouTube dalam waktu dua minggu untuk mengembangkan proyek AI mereka yang bernama Cosmos Deep Learning AI.
Proyek AI Nvidia: Ambisi dan Kontroversi
Proyek ini bertujuan untuk mendukung berbagai produk Nvidia, seperti pembangkit gambar otomatis, platform Omniverse, dan kendaraan otonom. Namun, dalam pengumpulan data video tersebut, Nvidia dilaporkan menggunakan mesin virtual yang dijalankan di Amazon Web Services untuk menghindari pemblokiran IP mereka, yang bertentangan dengan kebijakan YouTube. Video yang diunduh termasuk konten dari channel besar seperti Marques Brownlee dan Architectural Digest.
Praktik Tidak Etis dan Dampaknya
Tak hanya itu, Nvidia juga diduga merekam video dari Netflix, Vimeo, bahkan mengambil materi dari situs film bajakan seperti LK21. Berdasarkan laporan ini, Nvidia digugat dengan tuduhan praktik bisnis yang tidak etis serta pelanggaran hukum yang berlaku. Total tuntutan mencapai lebih dari $5 juta, atau sekitar 77 miliar rupiah, dengan kemungkinan ribuan YouTuber lain yang akan ikut menggugat.
Ini bukan kali pertama Nvidia terlibat dalam kontroversi. Kasus ini membuka perbincangan baru mengenai penggunaan data konten digital oleh perusahaan besar untuk pengembangan AI dan produk lainnya, serta dampaknya terhadap hak cipta dan etika dalam dunia digital.
Kontroversi AI: Grock 2.0 dan Pola Penggunaan yang Menyentuh Batas
Sementara itu, di sisi lain, Elon Musk kembali menarik perhatian dengan merilis Grock 2.0, generator gambar AI yang diklaimnya sebagai AI paling menyenangkan di dunia. Berbeda dengan AI lainnya yang menerapkan pembatasan ketat, Grock 2.0 memungkinkan penggunanya untuk membuat gambar kontroversial, mulai dari gambar politik hingga gambar porno, bahkan selebritas. Hal ini menimbulkan kecaman dari berbagai pihak, termasuk Nintendo yang tampaknya akan menuntut Musk terkait gambar kontroversial yang melibatkan karakter dari permainan mereka.
Perkembangan Teknologi dan Isu Keamanan: Realme Supersonic dan Android 15
Sementara itu, Realme memperkenalkan teknologi pengisian daya cepat 320 watt yang dapat mengisi baterai 4420 mAh hingga 100% hanya dalam waktu 4 menit 30 detik. Teknologi ini menggunakan empat sel baterai individu yang dapat diisi bersama-sama. Di sisi lain, Google bersiap meluncurkan Android 15 dengan berbagai fitur baru, termasuk peningkatan durasi baterai dan sistem deteksi pencurian yang lebih canggih, yang mampu mengenali gerakan pencurian dan langsung mengunci perangkat jika terdeteksi pencurian.
Dominasi Industri: Google, Intel, dan Steam
Masih dalam konteks dominasi industri teknologi, Google tengah menghadapi gugatan hukum yang menuduhnya mempertahankan monopoli pasar mesin pencari di AS. Di sisi lain, Intel mempersiapkan peluncuran prosesor Aero Lake yang kabarnya lebih efisien dibandingkan generasi sebelumnya. Sedangkan di dunia gaming, Valve (Steam) telah mengumumkan rencananya untuk membuka Steam OS ke berbagai perangkat, termasuk Asus ROG, berusaha untuk lebih mendominasi pasar gaming handheld.
Kesimpulan
Industri teknologi terus berkembang dengan inovasi dan kontroversi, dan perkembangan ini menunjukkan bagaimana kecerdasan buatan dan teknologi baru berinteraksi dengan kebijakan, hukum, dan etika di dunia digital.
Post a Comment